Profil Desa Bengle
Ketahui informasi secara rinci Desa Bengle mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Bengle, Talang, Tegal: Sentra Batik Tegalan dan desa berkembang pesat. Dikenal akan kerajinan batik tulis, potensi ekonomi UMKM, dan peningkatan infrastruktur. Pemerintahan aktif dalam program sertifikasi tanah dan pengelolaan dana desa untuk kesejah
-
Kerajinan Batik Tegalan
Desa Bengle merupakan jantung industri batik tulis khas Tegal, dengan mayoritas warganya terlibat dalam pelestarian dan produksi warisan budaya ini, menjadikannya ikon utama desa
-
Pertumbuhan Ekonomi
Desa ini menunjukkan perkembangan ekonomi yang dinamis, didukung oleh sektor UMKM batik, industri rumahan lainnya seperti batu bata merah, serta alokasi Dana Desa yang signifikan untuk pembangunan
-
Pemerintahan Proaktif
Adanya upaya modernisasi layanan melalui website desa, partisipasi aktif dalam program pemerintah seperti PTSL, dan pengelolaan dana desa menunjukkan komitmen pemerintahan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

Desa Bengle, sebuah nama yang kian dikenal sebagai salah satu episentrum kerajinan Batik Tegalan, terus menunjukkan geliat pembangunannya. Terletak strategis di Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, desa ini tidak hanya menjadi penjaga tradisi adiluhung, tetapi juga cerminan semangat masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup dan memajukan wilayahnya. Di samping itu, Desa Bengle juga menyimpan kenangan dan warisan dari salah satu maestro dalang Indonesia, Ki Enthus Susmono, yang kediamannya menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah budaya desa. Dengan potensi ekonomi yang bertumpu pada industri kreatif, kekayaan warisan budaya, dan dukungan infrastruktur yang terus dibenahi, Desa Bengle menjelma menjadi salah satu desa dengan dinamika sosial ekonomi yang menarik untuk dicermati di Jawa Tengah.
Keberadaan Desa Bengle, yang secara geografis berada di sebelah timur Kantor Kecamatan Talang atau Lapangan Ekoproyo, tepatnya di Jalan Projosumarto II, menjadikannya mudah diakses. Koordinatnya tercatat pada 6°55′7″LS dan 109°8′56″BT. Sebagai bagian integral dari Kabupaten Tegal, desa ini turut merasakan denyut pembangunan regional sembari tetap mempertahankan kearifan lokal yang mengakar kuat.
Kilas Sejarah Bengle
Sejarah pasti mengenai kapan Desa Bengle berdiri mungkin memiliki beberapa versi tutur, sebagaimana lazimnya sejarah lisan di banyak daerah. Namun yang pasti, Desa Bengle telah lama dikenal sebagai kawasan yang dihuni oleh masyarakat pengrajin, khususnya batik. Tradisi membatik diwariskan secara turun-temurun dan menjadi identitas kuat bagi warga desa. Lebih dari sekadar mata pencaharian, batik di Bengle merupakan bagian dari ekspresi budaya dan sosial masyarakat.
Desa ini juga pernah menjadi tempat tinggal bagi tokoh seni ternama, mendiang Dalang Ki Enthus Susmono, yang menetap di Desa Bengle sejak tahun 1996. Kehadiran figur sekaliber beliau sedikit banyak turut memberi warna bagi dinamika sosial budaya di desa ini. Secara topografi, Desa Bengle merupakan bagian dari dataran rendah di wilayah Kabupaten Tegal, yang mendukung aktivitas pertanian skala kecil di samping dominasi industri rumahan. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan kecamatan dan kabupaten memberikan keuntungan tersendiri dalam aksesibilitas terhadap layanan publik dan jalur distribusi ekonomi.
Lingkungan Desa Bengle relatif padat dengan permukiman penduduk yang diselingi oleh ruang-ruang usaha, terutama galeri atau rumah produksi batik. Suasana pedesaan yang kental dengan aktivitas industri rumahan menjadi ciri khas yang dapat langsung dirasakan saat memasuki wilayah ini.
Struktur Pemerintahan dan Layanan Publik Desa Bengle
Roda pemerintahan di Desa Bengle berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa. Berdasarkan informasi yang dihimpun hingga awal tahun 2020-an, jabatan Kepala Desa Bengle diemban oleh Bapak Masruri S., yang dilantik bersama puluhan kepala desa lainnya di Kabupaten Tegal. Pemerintah Desa Bengle memiliki kantor balai desa yang menjadi pusat administrasi dan pelayanan bagi masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan transparansi dan aksesibilitas informasi, Desa Bengle telah memiliki website resmi desa yang dikembangkan menggunakan sistem OpenSID, diharapkan dapat menjadi jembatan informasi antara pemerintah desa dengan warganya, serta pihak luar yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Desa Bengle. Website tersebut memuat berbagai menu informasi, mulai dari profil desa, data kependudukan (meskipun beberapa data statistik tampak belum terisi penuh secara publik), informasi keuangan, hingga peraturan desa.
Salah satu bentuk perhatian pemerintah pusat yang dirasakan langsung oleh warga Desa Bengle yakni melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Pada Januari 2024, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) kala itu, Hadi Tjahjanto, secara simbolis menyerahkan 34 sertipikat tanah kepada warga Desa Bengle. Program ini tidak hanya memberikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah, tetapi juga membuka akses bagi warga untuk menggunakan sertipikat tersebut sebagai agunan modal usaha, yang sangat relevan mengingat banyaknya pelaku usaha mikro di desa ini.
Pemerintah Desa Bengle juga mengelola Dana Desa yang dialokasikan oleh pemerintah pusat. Untuk tahun 2025, Desa Bengle tercatat menerima alokasi Dana Desa sebesar Rp1.141.864.000. Dana ini menjadi salah satu sumber pendanaan utama bagi pelaksanaan berbagai program pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan desa, yang keseluruhannya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
Kependudukan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal, jumlah penduduk Desa Bengle pada tahun 2023 mencapai 6.378 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.294 jiwa merupakan penduduk laki-laki dan 3.084 jiwa merupakan penduduk perempuan. Angka ini menunjukkan Desa Bengle sebagai salah satu desa dengan populasi yang cukup signifikan di Kecamatan Talang.
Sumber daya manusia di Desa Bengle didominasi oleh tenaga kerja produktif yang sebagian besar terserap dalam sektor industri rumahan, khususnya batik. Keahlian membatik menjadi aset utama bagi banyak keluarga. Para perempuan, mulai dari remaja putri hingga ibu rumah tangga, lazimnya memiliki keterampilan membatik yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Selain batik, sebagian kecil penduduk mungkin juga terlibat dalam sektor pertanian subsisten atau pekerjaan lain di sektor informal maupun formal di wilayah sekitar.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu fokus yang perlu terus mendapatkan perhatian, baik melalui pelatihan keterampilan teknis membatik dengan motif-motif kontemporer, manajemen usaha kecil, maupun pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran produk. Semangat kewirausahaan yang telah tertanam diharapkan dapat terus dipupuk agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan persaingan pasar.
Batik Tegalan Sebagai Ikon dan Peluang Lainnya
Potensi ekonomi Desa Bengle tidak dapat dipisahkan dari keberadaannya sebagai "Kota Batik" atau sentra Batik Tegalan. Hampir di setiap sudut desa dapat ditemui aktivitas yang berkaitan dengan batik, mulai dari proses pembuatan, penjualan, hingga galeri-galeri yang memajang karya-karya indah. Batik tulis merupakan produk unggulan, yang dikenal dengan motif dan warna khas Tegal.
Salah satu penggiat batik senior di Desa Bengle ialah Taryo (75 tahun per Oktober 2021), pemilik Griya Batik Kenanga, yang telah menekuni usaha batik Tegalan sejak tahun 1973. Keberadaan para pengusaha batik seperti beliau, baik skala kecil maupun menengah, menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan penyedia lapangan kerja. Beberapa studi dan analisis juga menyoroti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sentra batik Desa Bengle, mengkaji pengaruh pelatihan, bantuan modal, dan cara pengelolaan usaha terhadap pendapatan mereka.
Proses pembuatan Batik Tegalan di Bengle masih banyak yang mempertahankan cara-cara tradisional, mulai dari nglengreng (menggambar pola dengan malam), mbironi, nyoga (pewarnaan), hingga lorod (penghilangan malam). Proses manual ini menghasilkan kain batik dengan nilai seni tinggi dan keunikan tersendiri, meskipun membutuhkan waktu produksi yang relatif lama, bisa satu hingga dua bulan untuk selembar kain.
Selain batik, Menteri ATR/BPN saat kunjungan penyerahan sertipikat PTSL pada Januari 2024 menyebutkan bahwa banyak warga Bengle yang kehidupannya ditopang dari pembuatan batu bata merah. Ini mengindikasikan adanya diversifikasi usaha di luar sektor batik, meskipun skala dan kontribusinya terhadap ekonomi desa secara keseluruhan memerlukan kajian lebih lanjut.
Pemerintah Kecamatan Talang sendiri telah proaktif dalam mendukung pertumbuhan UMKM dengan menerbitkan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) bagi para pelaku usaha di wilayahnya, termasuk di Desa Bengle. Kemudahan perizinan ini diharapkan dapat mendorong legalitas dan pengembangan usaha-usaha rumahan yang menjadi tulang punggung ekonomi desa. Perkembangan ekonomi Desa Bengle disebut-sebut cukup pesat dari tahun ke tahun, sebuah tren positif yang terus diupayakan keberlanjutannya.
Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas Pendukung
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas dalam upaya memajukan Desa Bengle. Laporan warga melalui platform LaporGub! pada tahun 2020 mengindikasikan adanya kegiatan pengaspalan jalan di desa ini, menunjukkan perhatian terhadap perbaikan konektivitas darat. Akses jalan yang baik sangat krusial untuk mendukung mobilitas warga dan kelancaran distribusi produk-produk lokal, terutama batik.
Keberadaan website desa juga menandakan adanya upaya pemanfaatan infrastruktur digital, meskipun optimalisasinya masih perlu terus ditingkatkan. Akses internet dan literasi digital bagi masyarakat, khususnya para pelaku UMKM, menjadi penting untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi usaha.
Fasilitas publik dasar seperti sarana pendidikan (sekolah dasar atau madrasah) dan layanan kesehatan (posyandu atau bidan desa) umumnya tersedia di tingkat desa, termasuk di Bengle, sebagai bagian dari layanan standar pemerintah daerah. Peningkatan kualitas dan aksesibilitas fasilitas-fasilitas ini secara berkelanjutan akan berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat. Program PTSL yang telah menyentuh Desa Bengle juga merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur pertanahan yang memberikan manfaat besar bagi warga.
Menurut data dari Sistem Informasi Desa (SIDesa) Provinsi Jawa Tengah, Indeks Desa Membangun (IDM) Desa Bengle pada tahun 2023 berada pada angka 0.7184. IDM merupakan ukuran komposit yang mencerminkan tingkat kemajuan desa dalam dimensi sosial, ekonomi, dan ekologi/lingkungan. Angka ini menunjukkan status desa yang sedang berkembang menuju maju. Data SIDesa juga mencatat Indeks Ketahanan Sosial sebesar 0.7886, Indeks Ketahanan Ekonomi 0.5, dan Indeks Ketahanan Lingkungan 0.8667. Informasi mengenai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Bengle pada portal tersebut masih menunjukkan klasifikasi "-" yang berarti belum terdata atau belum diklasifikasikan secara spesifik, mengindikasikan area potensial untuk pengembangan kelembagaan ekonomi desa di masa depan.
Kehidupan Sosial Kemasyarakatan
Kehidupan sosial masyarakat Desa Bengle sangat diwarnai oleh tradisi membatik. Aktivitas ini tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial, terutama bagi kaum perempuan. Keterampilan membatik diwariskan dari ibu ke anak, menciptakan ikatan generasi dan keberlanjutan budaya. Selain batik, Wikipedia juga menyebutkan bahwa Desa Bengle dikenal dengan berbagai seni keagamaannya, meskipun detail lebih lanjut mengenai jenis dan praktiknya memerlukan penelusuran lebih mendalam di tingkat komunitas.
Pelestarian Batik Tegalan sebagai warisan budaya menjadi tanggung jawab bersama. Salah satu tantangan yang dihadapi ialah regenerasi perajin. Banyak perajin batik saat ini berusia senja, sehingga diperlukan upaya untuk menarik minat generasi muda agar mau terlibat dan melanjutkan tradisi ini. Inovasi dalam desain motif, penggunaan pewarna alam, dan teknik pemasaran modern bisa menjadi daya tarik bagi kaum milenial untuk terjun ke industri batik.
Kegiatan keagamaan dan tradisi lokal lainnya juga turut memperkaya kehidupan sosial di Desa Bengle. Semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat pedesaan diharapkan terus terjaga di tengah arus modernisasi.
Arah Pengembangan ke Depan
Meskipun menunjukkan banyak potensi dan kemajuan, Desa Bengle tetap menghadapi sejumlah tantangan dalam perjalanannya menuju desa yang lebih maju dan sejahtera. Beberapa tantangan utama meliputi:
- Regenerasi Perajin Batik
Menjaga keberlanjutan tradisi batik dengan melibatkan generasi muda menjadi krusial. Tanpa adanya penerus, keahlian dan industri batik khas Bengle berisiko meredup. - Peningkatan Nilai Tambah Produk
Mendorong inovasi produk batik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi, baik dari segi kualitas, desain, maupun branding. Pemanfaatan teknologi dalam proses produksi atau pemasaran juga perlu dipertimbangkan. - Diversifikasi Ekonomi
Meskipun batik menjadi ikon, pengembangan sektor ekonomi lain yang potensial seperti industri rumahan batu bata merah atau sektor jasa dapat membantu mengurangi ketergantungan pada satu sektor dan membuka lebih banyak lapangan kerja. - Optimalisasi Kelembagaan Ekonomi Desa
Jika BUMDes belum optimal atau belum terbentuk, maka pendirian dan pengelolaannya secara profesional dapat menjadi motor penggerak baru bagi ekonomi desa, misalnya dengan mengelola pemasaran bersama produk UMKM, penyediaan bahan baku, atau pengembangan potensi wisata berbasis budaya batik. - Peningkatan Kapasitas SDM
Pelatihan berkelanjutan bagi para pelaku UMKM dalam hal manajemen keuangan, pemasaran digital, akses permodalan, dan standar kualitas produk.
Arah pengembangan Desa Bengle ke depan seyogianya berfokus pada penguatan identitasnya sebagai sentra Batik Tegalan yang berkualitas dan berdaya saing, sambil terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur yang merata, pelayanan publik yang prima, dan pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan. Pemanfaatan Dana Desa secara efektif dan transparan, serta sinergi dengan program-program pemerintah daerah maupun pusat, menjadi kunci keberhasilan pembangunan desa.
Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Tegal, khususnya dalam fasilitasi promosi produk, akses permodalan, dan peningkatan kapasitas UMKM, akan sangat berarti. Desa Bengle memiliki modal sosial dan kultural yang kuat, yang bila dipadukan dengan inovasi dan tata kelola yang baik, berpotensi besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan Kabupaten Tegal secara keseluruhan.
Jejak Sang Maestro Ki Enthus Susmono
Desa Bengle tidak hanya dikenal karena batiknya, tetapi juga sebagai tempat bersemayamnya kenangan akan salah satu tokoh dalang legendaris Indonesia, Almarhum Ki Enthus Susmono. Beliau memilih Desa Bengle, tepatnya di Jalan Projo Sumarto 2 Nomor 11, Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal sebagai tempat tinggalnya sejak tahun 1996 hingga akhir hayatnya. Kediaman Ki Enthus di Bengle bukan sekadar rumah tinggal, melainkan juga sebuah pusat kegiatan seni dan spiritual.
Keberadaan Sanggar Satria Laras di Desa Bengle telah memberikan warna tersendiri bagi kehidupan budaya dan sosial masyarakat sekitar. Semasa hidupnya, Ki Enthus, yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Tegal, seringkali menjadikan padepokannya sebagai tempat untuk berdiskusi, berkarya dan menggelar berbagai kegiatan seni. Meskipun sang maestro telah tiada, rumah dan padepokan tersebut tetap menjadi bagian penting dari sejarah Desa Bengle.
Bagi masyarakat Bengle dan para pecinta seni wayang, kediaman Ki Enthus merupakan simbol dari dedikasi dan kecintaan beliau terhadap seni tradisi. Warisan pemikiran dan karya-karyanya diharapkan dapat terus menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya bangsa. Keberadaan jejak Ki Enthus Susmono di Desa Bengle menambah nilai historis dan kultural bagi desa ini, menjadikannya salah satu titik penting dalam peta budaya Kabupaten Tegal.
Desa Bengle di Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, merupakan sebuah potret desa yang dinamis, tempat tradisi leluhur berupa kerajinan Batik Tegalan berpadu dengan semangat untuk terus maju dan berkembang. Dukungan pemerintah melalui berbagai program, seperti sertifikasi tanah dan alokasi dana desa, memberikan landasan yang kuat bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan terus menggali potensi yang ada, mengatasi tantangan yang dihadapi, serta memperkuat sinergi antar elemen masyarakat dan pemerintah, Desa Bengle berpeluang besar untuk tidak hanya melestarikan warisan budayanya tetapi juga mewujudkan masa depan yang lebih gemilang bagi seluruh warganya. Keberhasilan Desa Bengle akan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam menyeimbangkan pelestarian kearifan lokal dengan tuntutan pembangunan di era modern.